Gerakan Magrib Mengaji

Kementerian Agama Kab.Agam kini menggalakkan Gerakan Maghrib Mengaji. Gerakan ini intinya mendorong orang tua mengajak anaknya sholat maghrib berjamaah yang diteruskan dengan mengaji. Baik di rumah maupun di Taman Pendidikan Alquran (TPA) dan TK Al-Quran.

Shalat Berjamaah

“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu’ untuk shalat lima waktu (secara berjama’ah di masjid), maka pahalanya seperti pahala orang berhaji yang memakai kain ihram.” (HR. Abu Dawud no. 554, dan di hasankan oleh Asy Syaikh Al Albani)

Ikhlas Berzakat

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al Baqarah : 277)

Thaharah Masjid

“Tidakkah aku tunjukkan kepadamu tentang amal yang menghapus kesalahan dan meninggikan kedudukan?” Mereka menjawab, “Mau, ya Rasulullah.” Nabi saw. bersabda, “Menyempurnakan wudhu dalam kondisi yang tidak menyenangkan, memperbanyak langkah ke masjid, menunggu shalat setelah shalat. Itulah ribath, itulah ribath, itulah ribath.” (Malik, Muslim, At Tirmidzi, dan An-Nasa’i)

WC Bersih

Gerakan WC Bersih adalah suatu gerakan yang menuju umat yang sehat, dan sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam menanggulangi penyakit akibat dari ketidak bersihan.

Selasa, 17 April 2012

Monitoring Terpadu UN SLTA Sekda, Kadispora & Kakankemenag Kab.Agam


Sebanyak 4860 siswa kelas XII Kabupaten agam mengikuti Ujian Nasional tingkat SLTA senin (16/4) sampai Kamis (19/4). 

Dari jumlah 4.860 siswa tersebut terdiri dari 2.939  siswa SMA, 840  siswa Madrasah Aliyah (MA) dan 1081 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk siswa SMK sudah mengelar ujian pratek, MA juga sudah melakukan ujian keagaman (UAMBN) beberapa waktu lalu, sedangkan untuk UN akan digelar serentak. 

Ada enam mata pelajaran yang akan di ujikan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisikia, Kimia dan Biologi untuk siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sedangkan untuk siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mata pelajaran yang akan diujikan yaitu, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Giografi, Sosiologi dan Ekonomi.

Untuk ujian pertama akan diujikan bidang studi Bahasa Indonesia, sedangkan untuk hari kedua untuk jurusan IPA mata pelajaran Bahasa Inggris dan Fisika sedangkan untuk IPS Bahasa Inggris dan Ekonomi, pada hari ketiga mata ujian Matematika dan untuk hari keempat untuk jurusan IPA Kimia dan Biologi sedangkan untuk jurusan IPS Sosiologi dan Geografi.

Sekda Agam Syafirman, SH yang didampingi kepala Dispora Erwin Umar, M.Pd, Kepala Kankemenag Drs. H. Asra Faber, MM, Kabag Humas Monisfar, S.Sos optimis para siswa yang sedang melakukan ujian akan melahirkan lulusan berkualitas serta kuantitas baik, sama berharap jangan ada para siswa yang gagal, amat disayangkan mereka sudah berjuang selama tiga tahun.

Kadispora Erwin Umar mengatakan, kita telah berbagi tugas, bagi siswa yang sakit, diharapkan sekolah menagih bukti fisik dari orang tua/wali siswa bersangkutan. Untuk susulan satu minggu kedepan pengawas mendatangi tempat siswa dirawat untuk mengikuti ujian. 

Jangan jadikan ujian suatu hal yang menakutkan, materi ujian sudah disampaikan guru bidang studi dalam tatap muka sebelum diujikan. Ketelitian membaca soal, kesiapan menghadapi pada hari H salah satu kunci sukses menuju kualitas kelulusan. Para siswa tak akan mungkin berbuat kecurangan, tanpa ada celah dari aparatur yang hanya mendahulukan nama baik sekolah, kecamatan, kabupaten dan seterusnya.

Memperbaiki rasa cemas yang panjang saat UN, terlebih dahulu diperbaiki citra dan secara tulus para pengemban amanah baik pelaksana UN dari pusat sampai ke daerah jangan beri peluang membocorkan jawan, serta kecurangan lainnya, jelas Asra Faber saat Coashing pengawas UN tingkat SLTA/MA/SMK di SMAN 1 Tilatang Kamang dan tingkat SLTP/MTs di Tarbiyah Pasia, Rabu (11/4) . (Humas)

Senin, 09 April 2012

Bupati Agam Indra Catri sehari di Madrasah dan Pondok

Pondok Pesantren dan Madrasah bukan sarana pendidikan formal yang hanya dipandang sebelah mata apalagi dianggap sebagai hasil buangan dari sekolah umum. Namun pendidikan agama mampu berbicara ditingkat nasional dalam berbagai bidang studi umum seperti IPA, IPS malah tidak sedikit yang diterima melanjutkan keperguruan tinggi ternama di Indonesia dan Luar Negeri.

Kabupaten agam sebagai basis para tokoh agama, berharap banyak pada pengelola pondok pesantren, Madrasah negeri maupun swasta yang ada lebih serius lagi dalam mengelola serta meningkatkan mutu tamatan. Fasilitas yang memungkinkan sudah saatnya di kabupaten Agam ada Madrasah model. Disamping itu program keagaaman juga disandingkan dengan extra kurikuler bela diri.

Hal itu disampaikan Bupati agam Indra Catri dalam acara seharian di pondok dan Madrasah kabupaten Agam dalam rangka monitoring UAMBN MA yang mengunjungi MAN Kubang Putih, Ponpes Diniyah Pasia, MTsN IV Angkek Canduang dan Thawalib Parabek yang didampingi oleh Kabag Humas Pemda Agam Monisfar, S.Sos, Kakankemenag Agam Drs H. Asra Faber, MM, Ketua Dewan Pendidikan Agam, Drs. H. Khairul Huda dan ketua Pengawas PAI Kankemenag Agam H. Paruhum Nasution, S.Ag, beberapa hari lalu.

Untuk mencapai menjadi orang baik, harus berilmu pengetahun, beramal sholeh dan berbuat selalu yang baik. Sarana untuk mencapai itu banyak terdapat pada Madrasah dan pondok, melalui kerjasama dengan pemerintah, orang tua dan pengelola prestasi dapat diraiah. Bentuk dukungan pemerintah dibuktikan Bupati Indra Catri sebagai donatur tetap dalam program pengkaderan imam khatib dari utusan kecamatan se Agam dilaksanakan oleh Ponpes Diniyah Pasia dan gerakan one day one ayat (satu hari satu ayat) bantuan tunai yang diberikan pada 2 orang siswa MTsN IV Angkek Canduang penghapal 1 juz.

Kepala kantor kementerian agama Kabupaten Agam Drs. H. Asra Faber, MM menyambut baik segala program yang dirancang Pemerintah melalui pendidikan keagamaan, apabila kinerja sungguh, ikhlas sesuai tupoksi, prestasi dan pengembangan karier dan propesi akan terangkat secara tiba-tiba. Utamakan mutu dan pelayanan, biaya mahal, lokasi jauh tidak dipermasalahkan konsumen untuk mendapatkan pendidikan. Pada tahun pelajaran ini 1.157 orang siswa/santri dari 28 Madrasah dan Pondok yang ikut UAMBN, dengan berbagai prestasi program inti maupun extra kurikuler serta pelayanan dan mutu lebih baik, akan merangsang minat tamatan sekolah dasar melanjutkan pada sekolah agama pada tahun pelajaran 2012/2013.

Bagi pelaksana kegiatan pendidikan dan pelayanan masyarakat dijajaran kementerian agama, ikuti aturan,jadikan kerja ladang amal dukung secara penuh bentuk program pemerintah. Jadikan momen sehari Bupati melakukan kunjungan ke madrasah dan pondok pesantren pemicu kerja keras kerja cerdas kerja ikhlas cepat tepat dan bersahabat, disamping menamkan nilai plus dalam artian Madrasah dan pondok sekolah umum (SD,SMP dan SMA) plus, tambah Asra Faber. (Syafrizal)

KPN Kemenag (Kokarda) Payung Bagi Jajarannya.

Koperasi dilingkungan kantor pemerintah hendaknya dapat dijadikan sebagai payung bagi PNS dan keluarganya. Disamping bergerak dalam kegiatan simpan pinjam, usaha warung serba ada (waserda) dapat meringankan kebutuhan keluarga PNS dilingkungannya. Banyak keringanan dan keuntungan dapat dinikmati oleh anggota koperasi, disamping tidak perlu jaminan juga laba/keuntungan dan hak bicara sama dalam Rapat Tahunan Anggota (RAT). Besarkan koperasi, usahakan tidak mencari manfaat pada tempat lain.

Demikian disampaikan Kepala Kankemenag Kabupaten Agam Drs. H. Asra Faber, MM beberapa hari lalu di lubuk basung.

Sebanyak delapan koperasi dilingkungan Kantor Kementerian Agama dan 272 koperasi berbadan hukum (BH) di Kabupaten Agam, koperasi pegawai negeri Kokarda Kantor kementerian Agama Kabupaten Agam, tergolong koperasi sehat dan lebih cepat dari batas waktu melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-27 tahun ini.

Dengan label sehat dan maju, diharapkan pada anggota tidak berpindah kelain hati dari koperasi untuk mengurangi masalah keuangan, kata Fitnawati, S.Pd dari Dinas Koperasi, Perindustrian Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Agam.

Ketua Kokarda Kantor Kementerian Agama Kabupaten Agam dalam laporannya mengatakan, Kokarda yang lebih menomor satukan usaha simpan pinjam yang sangat banyak manfaatnya bagi anggota, pada tutup buku 2011 merealisasikan pinjaman sebesar Rp. 1.398.500.000,- SHU akhir tahun sebesar Rp. 111.372.091,- dengan jumlah anggota 273 orang yang terdiri dari pegawai Kantor Kemenag 122 orang, guru pada Kankemenag 68 orang, guru MIN, MTsN dan MAN dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Agam sebanyak 83 orang.

Pada tahun tahun 2012 ini akan direncanakan sistem komputerisasi pembukuan secara bertahap, melanjutkan pemberian Reward bagi anak anggota yang berprestasi 1 s.d 3 jenjang SD/MIN s.d SLTA/MAN jika dana koperasi memungkinkan juga akan dilanjutkan pada tingkat perguruan tinggi. Dari hasil musyawarah anggota juga direalisasikan beberapa peningkatan-peningkatan antara lain besar pinjaman maksimum, simpanan wajib anggota, honor pengurus, honor Badan Pengawas serta honor karyawan besarnya tidak lebih dari 25%, jelas Ahmad Yusrin. (Syafrizal)

Mulai Dari Pribadi, Melalui Pendidikan Program Keagamaan Akan Sukses

Drs.H.Asra Faber, MM. Tanamkan sikap positif thinking atau berprasangka baik, buang sejauh mungkin negative thinking atau prasangka buruk dalam menjalankan tugas sebagai pelayan. Pelayanan yang baik akan membawa dampak positif dalam berkinerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yang telah digariskan dalam aturan. Keberhasilan seorang pelayan masyarakat diukur dari mampu atau tidak menjalankan Tugas dan Fungsi (Tupoksi) serta asumsi baik buruk yang diterima dari penerima pelayanan.

Lima Agenda Kementerian Agama Kabupaten Agam Kedepan antara lain: 
  1. Membangun citra aparatur yang paham akan Tugas dan Fungsi (Tupoksi), disiplin, memberikan contoh yang baik, tidak mudah dihasut serta berbuat fitnah dan kordinatih (tidak bertindak/mengambil ketusan sendiri
  2. Membangun citra lembaga, Kantor Kementerian Agama dijadikan lembaga yang dihormati terlindung dari tuduhan, fitnahan sebelum ada hasil serta bukti yang jelas, pelayanan disajikan secara maximal dengan mudah, cepat, tidak berbeli-belit serta lembaga dan layanan bersih indah dan menyejukkan.
  3. Pelayanan memenuhi Standar Operasional Pelayanan (SOP), diharapkan pelayanan yang tepat, cepat dan murah, tidak mengecewakan sebab masyarakat Agam domisilinya beragam dan memakan waktu dan biaya dari berbagai kecamatan jauh dari kota kabupaten seperti Palupuh, Baso, Candung, Malalak dan beberapa kecamatan lain dibagian timur. Membiasakan pelayanan yang menjadi penyejuk, senang bagi masyarakat dimulai dari sapa salam dan senyum tepat sasaran.
  4. Membantu tugas Pemerintah Daerah dalam menyukseskan Program Keagamaan antara lain Visi Agam Mandiri Berprestasi yang Madani, gerakan magrib mengaji, meramaikan masjid, gerakan thaharah masjid, wc bersih, ikhlas membayar zakat, didikan subuh serta remaja mesjid dimulai dari keluarga atau rumah tangga jajaran pegawai kantor kementerian agama.
  5. Membangun kemitraan, internal kantor kementerian agama terdiri dari jajaranan kantor (Kasubbag, Kasi dan Penyelenggara), Kepala KUA Kecamatan, Penghulu, Penyuluh, Kepala Madrasah, Pengawas Pendidikan, External Pemerintah Daerah (Dinas Instansi/Badan/Kantor), para tokoh-tokoh kabupaten agam dari berbagai profesi, para senior atau mantan pejabat dari jajaran kantor kementerian agama kabupaten Agam.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Kememterian Agama Kabupaten Agam Drs. H Asra Faber, MM dalam bincang-bincang dengan kontributor PAB, selasa lalu diruang kerja Lubuk Basung.

Untuk mewujudkan segala program, sangat dibutuhkan kebersamaan, saling bertanggung jawab, disiplin, tidak berkaca pada negatif rekan sekerja, lebih diutamakan menginstropeksi diri dari pada melihat serta membaca kesalahan orang lain. Aturan yang sudah ada untuk dilaksanakan dalam melaksanakan rencana kerja bukan dilanggar sekehendak hati, amat beruntung dan mulia pekerjaan pegawai negeri, sungguh tidak syukur nikmatlah para PNS yang tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pendidikan Faktor Pendukung 

Kegiatan keagamaan akan sukses lewat pendidikan, salah satu bentuk antara lain, pembinaan keluarga sakinah, kegiatan mengimarahkan mesjid dan lainnya akan berhasil melalui pendidikan. Kurang lebih 18 tahun sebagai pelayan masyarakat dalam bidang keagamaan, saat menjabat di kota Padang Panjang kurang lebih 4 tahunlah pola pikir kemajuan keagamaan akan sukses melalui pendidikan.

Hal itu telah diulas secara panjang lebar saat pisah sambut 6 maret 2012 di MTsN 1 lubuk basung dihadapan Bupati Agam Indra Catri, Kepala Kanwil Kemenag Sumbar Drs. H Ismail Usman, para sesepuh Kepala Kadepag Agam, Para SKPD Kabupaten Agam para undangan dari jajaran Kemenag Agam, Kemenag kota Padang dan Padang Panjang, jelas Asra Faber. (Syafrizal)

Senin, 02 April 2012

Pelantikan P3N oleh Kakankemenag Kab.Agam

Sebanyak 25 orang Pembantu Petugas Pencatat Nikah (P3N) Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan se Kabupaten Agam dilantik dan dibekali dengan tugas serta fungsinya di kecamatan, beberapa hari lalu di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Agam belakang balok. Kepala Kankemenag Kabupaten Agam Drs. H. Asra Faber, MM sebelum membacakan teks pelantikan mengatakan, Apakah saudara-saudara akan benar dilantik..? dengan beban tugas yang berat ini..?  
           
P3N adalah orang-orang pilihan, yang telah melalui beberapa tahapan penyeleksian mulai dari kecamatan, kabupaten dan propinsi. Sasaran utamanya adalah mempermudah pelayanan Nikah Rujuk (NR), disamping itu P3N juga mampu sebagai perpanjangan tangan Kepala KUA kecamatan dalam tugas-tugas keagamaan seperti pembinaan keluarga sakinah, program keagaaman lainnya. P3N juga turut serta mensukseskan program yang disampaikan Pemerintah pusat/daerah melalui kantor kementerian agama, sejak dilantik P3N adalah keluarga kementerian agama, membuat suatu keputusan tanpa sepengetahuan atasan kepala KUA jangan dilakukan oleh P3N, disamping itu P3N yang dilantik ini bukan mewakili Nagari domisili melainkan wakil atau duta kecamatan tambah Asra Faber.
Kementerian agama dimata pemerintah daerah salah satu lembaga yang sangat terhormat, dengan bergulirnya berbagai program berbasis keagamaan di kabupaten yang dirancang sekaligus secara bersama memasyarakatkan program tersebut. Untuk mempertahankan hal itu mari secara bersama jajaran kementerian agama membangun citra lembaga (Korp Kementerian Agama), membangun citra aparatur berorientasi tugas dan amal, membangun citra pelayanan (cepat, tepat dan bersahabat), mendukung Visi Kabupaten Agam (Mandiri Berprestasi yang Madani) yang sinergis dengan Visi Kementerian Agama serta membangun kemitraan.

Mengutip ucapan Bupati Agam Indra Catri, Kakankemenag  Asra Faber berharap, Agam kaya dengan para tokoh agama, kaya prestasi, kembali mempertahankan nama baik itu jajaran kementerian agama harus siap menerima tantangan kedepan. Lewat program satu hari satu ayat (One Day One Ayat) pelajar dan PNS serta shalat Zhuhur berjamaah di kantor-kantor dan Madrasah-madrasah bisa dimulai ujar Asra Faber dihadapan para KUA dan staf, Para Penyuluh, para Penghulu, para pengawas, para kepala Madrasah dan pondok se kabupaten agam dalam acara silaturrahmi dan berbagi informasi tersebut.
Dalam laporannya Kasi Urusan Agama Islam (Urais) Drs. H. Tamrin, M.Ag mengatakan, ada beberapa tugas perpanjangan tangan kepala KUA Kecamatan yang akan dilaksanakan oleh P3N nantinya antara lain, bidang kepenghuluan (Nikah dan Rujuk). P3N diwilayah kerjanya (Kecamatan) harus waspada dengan beberapa faktor penyebab keluarga tidak sakinah, antara lain nikah dibawah umur, nikah tidak tercatat, kekerasan dalam rumah tangga, nikah tidah sah menurut agama (Wali dan 2 orang saksi). Kemitraan umat, diwilayah kecamatan ada saja persoalan umat baik antar maupun se agama, peranan P3N untuk menyikapi persoalan itu dengan hati ibarat menyelesaikan rabut dengan tepung. Urusan ibadah sosial, P3N turut serta menyelesaikan apakah dalam bentuk penyuburan Zakat, serta kegiatan sosial lainnya dan tidak ketinggalan urusan produk halal, peranan P3N untuk menyikapi segala bentuk usaha rumah tangga di kecamatan jenis usaha untuk dikonsumsi atau diperdagangkan.
Untuk tugas-tugas itu, sangat diharapkan pada P3N jalani dengan ikhlas dan sungguh jangan lihat nilai materilnya namun lebih diutamakan nilai ibadah dan kemaslahatan umat. Segala persoalan sering berkoordinasi dengan atasan (kepala KUA), amat hati-hati dengan uang faktor sorotan utama masyarakat di KUA kecamatan, tambah Tamrin.

Pelantikan dan pembekalan P3N dilanjutkan dengan acara silturrahmi dan berbagi informasi juga dihadiri oleh Kasi Penamas Edi Zalman, S.Ag, Kasi Mapenda Edi Oktafiandi, S.Ag dan Kasi Pekapontren Drs. Damniryus. (Syafrizal-Humas)
Foto Bersama, Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Agam Drs. H. Asra Faber, MM 
diapit kasi Urais Drs.H Tamrin, M.Ag dan Kasi Penamas Edi Zalman, S.Ag 
foto bersama Kepala KUA Kecamatan dan P3N yang baru dilantik 
(Foto. Syafrizal)

Selasa, 06 Maret 2012

Pisah Sambut Kakankemenag Kab.Agam.

Jajaran Kementerian Agama Kabupaten Agam mengadakan pisah sambut antara Drs.H.Yetrizal Khatib dengan Drs. Asra Faber MM di Aula MTSN 1 lubuk Basung, keduanya sudah dilantik 28 Februari 2011 yang lalu di Kanwil Padang. Selasa (6/3).

Acara pisah sambut yang dihadiri Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Sumatera Barat Ismail Usman, Bupati Agam Indra Catri beserta unsur Muspida, Ketua Pengadilan Agam Kabupaten Agam, Ketua Pengadilan Negeri Lubuk Basung Afandi Widarijanto, para kepala sekolah jajaran Kemenag se-Kabupaten Agam serta keluarga besar Kementerian Agam Kabupaten Agam.

Dalam sambutan Bupati Agam menyampaikan, kementrian agama kabupaten agam sangat banyak membantu program pemerintah, sehingga berbagai prestasi dalam bidang keagamaan sangat memuaskan, ini semua terjadi karena terjalinya keterpaduan dan kekompakan semua pihak serta dukungan dari masyarakat.

"Sebagai Kepala daerah saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada keluarga Bapak Yetrizal Khatib beserta keluarga yang telah berbuat banyak terhadap Kabupaten Agam, semoga ditempat yang baru akan lebih sukses" ucap Indra Catri.

Kepada Drs Asra Faber MM selamat datang semoga bisa meneruskan apa yang sudah diprogramkan pemerintah Kabupaten Agam, dan juga bisa meningkatkan prestasi dibidang keagamaan.

Saat ini di Kabupaten Agam segala bisa apalagi dibidang keagamaan, seperti mengaji dan khutbah, diambil saja salah satu anak disuruh untuk mengaji itu tidak diragukan lagi kepandaianya.

Semenjak dahulu Kabupaten Agam juga banyak melahirkan tokoh-tokoh islam dan juga sebagian besar tokoh nasional juga berasal dari Kabupaten Agam, selain itu juga mengespor guru, sehingga banyak lagi prestasi yang dimiliki Kabupatenm Agam.

Kepala Kementrian Wilayah Propinsi Sumatera Barat Ismail Usman mengatakan bahwa semenjak dahulu Yetrizal Khatib memang sudah memiliki prestasi dibidang yang pernah dijabatnya, selain itu juga pernah sebagai pembimbing haji dan sudah pernah pergi haji sebanyak 5 kali, dia memang memiliki minat kerja yang tinggi juga sudah 16 tahun melalang buana di Sumatera Barat.
sumber : http://www.agammediacenter.com

Selasa, 28 Februari 2012

Pembinaan PNS di Jajaran Kemenag Kab.Agam


Sudah selayaknya pula di Agam ada madrasah unggulan tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah, Hal tersebut  diungkapkan Kakanwil Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatra Barat, H. Ismail Usman, pada acara silaturahmi di GOR Rang Agam Kamis lalu.
Salah satu upaya terobosan dalam waktu dekat akan melaksanakan pelatihan terhadap guru non PNS di lingkungan Ponpes, serta kilas balik kegiatan ibadah haji, untuk tahun anggaran 2011 lalu, Kanwil Kementerian Agama Sumatra Barat mendapat peringkat terbaik ke-3 penggunaan anggaran.

Rabu, 01 Februari 2012

Kafilah Agam Perkuat Sumbar Pada MTQ di Ambon

Kafilah terbaik Kabupaten Agam Hasan Basri Cabang Tafsir Bahasa Inggris Putra ikut serta memperkuat Kafilah Sumatera Barat dalam ajang Musabaqah tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional XXIV, yang akan diselenggarakan di Kota Ambon juni 2012 mendatang.
Hal ini disampaikan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masryakat Kabupaten Agam Drs Martia Wanto, diruangan kerjanya saat dikomfirmasi beberapa waktu lalu. Kamis (1/3).
"Kafilah terbaik Kabupaten Agam Hasan Basri Cabang Tafsir Bahasa Inggris Putra memang sudah dinyatakan pihak Propinsi untuk memperkuat

Selasa, 03 Januari 2012

Penyelengara syariah

Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Penerangan Agama dan Pendidikan Keagamaan pada Masyarakat

Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren

Madrasah dan Pendidikan Agama

Seksi Urusan Agama Islam

Sub Bagian Tata Usaha

Struktur Organisasi

Berdasarkan KMA 373 Tahun 2002 maka Kantor Kementerian Agama Kabupaten Agam menggunakan Struktur Organisasi Tipologi I-a sebagai berikut :


Keputusan Menteri Agama 
Nomor 373 Tahun 2002

Visi dan Misi Kementerian Agama

VISI

"Terwujudnya masyarakat Indonesia yang TAAT BERAGAMA, RUKUN, CERDAS, MANDIRI DAN SEJAHTERA LAHIR BATIN."
(Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)

MISI

  1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
  2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
  3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.
  4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
  5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.
(Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)

Sejarah Kementerian Agama

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Hal tersebut tercermin baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara. Di lingkungan masyarakat-terlihat terus meningkat kesemarakan dan kekhidmatan kegiatan keagamaan baik dalam bentuk ritual, maupun dalam bentuk sosial keagamaan. Semangat keagamaan tersebut, tercermin pula dalam kehidupan bernegara yang dapat dijumpai dalam dokumen-dokumen kenegaraan tentang falsafah negara Pancasila, UUD 1945, GBHN, dan buku Repelita serta memberi jiwa dan warna pada pidato-pidato kenegaraan.

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional semangat keagamaan tersebut menj adi lebih kuat dengan ditetapkannya asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sebagai salah satu asas pembangunan. Hal ini berarti bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etik pembangunan.

Secara historis benang merah nafas keagamaan tersebut dapat ditelusuri sejak abad V Masehi, dengan berdirinya kerajaan Kutai yang bercorak Hindu di Kalimantan melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau Jawa, antara lain kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah.

Pada abad VIII corak agama Budha menjadi salah satu ciri kerajaan Sriwijaya yang pengaruhnya cukup luas sampai ke Sri Lanka, Thailand dan India. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambang kejayaan agama Budha. Pemerintah kerajaan Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi agama Budha di Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia Tenggara pada masa itu. Bahkan beberapa siswa dari Tiongkok yang ingin memperdalam agama Budha lebih dahulu beberapa tahun membekali pengetahuan awal di Palembang sebelum melanjutkannya ke India.

Menurut salah satu sumber Islam mulai memasuki Indonesia sejak abad VII melalui para pedagang Arab yang telah lama berhubungan dagang dengan kepulauan Indonesia tidak lama setelah Islam berkembang di jazirah Arab. Agama Islam tersiar secara hampir merata di seluruh kepulauan nusantara seiring dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam seperti Perlak dan Samudera Pasai di Aceh, kerajaan Demak, Pajang dan Mataram di Jawa Tengah, kerajaan Cirebon dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi Selatan, keraj aan Tidore dan Ternate di Maluku, keraj aan Banjar di Kalimantan, dan lain-lain.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan Belanda banyak raja dan kalangan bangsawan yang bangkit menentang penjajah. Mereka tercatat sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar Muda, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Agung Mataram, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Tirtayasa, Sultan Hasanuddin, Sultan Goa, Sultan Ternate, Pangeran Antasari, dan lain-lain.

Pola pemerintahan kerajaan-kerajaan tersebut diatas pada umumnya selalu memiliki dan melaksanakan fungsi sebagai berikut:
  1. Fungsi pemerintahan umum, hal ini tercermin pada gelar "Sampean Dalem Hingkang Sinuhun" sebagai pelaksana fungsi pemerintahan umum.
  2. Fungsi pemimpin keagamaan tercermin pada gelar "Sayidin Panatagama Kalifatulah."
  3. Fungsi keamanan dan pertahanan, tercermin dalam gelar raja "Senopati Hing Ngalogo." Pada masa penjajahan Belanda sejak abad XVI sampai pertengahan abad XX pemerintahan Hindia Belanda juga "mengatur" pelayanan kehidupan beragama. Tentu saja "pelayanan" keagamaan tersebut tak terlepas dari kepentingan strategi kolonialisme Belanda. Dr.C. Snuck Hurgronye, seorang penasehat pemerintah Hindia Belanda dalam bukunya "Nederland en de Islam" (Brill, Leiden 1911) menyarankan sebagai berikut:
"Sesungguhnya menurut prinsip yang tepat, campur tangan pemerintah dalam bidang agama adalah salah, namun jangan dilupakan bahwa dalam sistem (tata negara) Islam terdapat sejumlah permasalahan yang tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan agama yang bagi suatu pemerintahan yang baik, sama sekali tidak boleh lalai untuk mengaturnya."

Pokok-pokok kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda di bidang agama adalah sebagai berikut:
  1. Bagi golongan Nasrani dijamin hak hidup dan kedaulatan organisasi agama dan gereja, tetapi harus ada izin bagi guru agama, pendeta dan petugas misi/zending dalam melakukan pekerjaan di suatu daerah tertentu.
  2. Bagi penduduk pribumi yang tidak memeluk agama Nasrani, semua urusan agama diserahkan pelaksanaan dan perigawasannya kepada para raja, bupati dan kepala bumiputera lainnya.
Berdasarkan kebijaksanaan tersebut, pelaksanaannya secara teknis dikoordinasikan oleh beberapa instansi di pusat yaitu:
  1. Soal peribadatan umum, terutama bagi golongan Nasrani menjadi wewenang Departement van Onderwijs en Eeredienst (Departemen Pengajaran dan Ibadah)
  2. Soal pengangkatan pejabat agama penduduk pribumi, soal perkawinan, kemasjidan, haji, dan lain-lain, menjadi urusan Departement van Binnenlandsch Bestuur (Departemen Dalam Negeri).
  3. Soal Mahkamah Islam Tinggi atau Hofd voor Islamietische Zaken menjadi wewenang Departement van Justitie (Departemen Kehakiman). Pada masa penjajahan Jepang kondisi tersebut pada dasarnya tidak berubah. Pemerintah Jepang membentuk Shumubu, yaitu kantor agama pusat yang berfungsi sama dengan Kantoor voor Islamietische Zaken dan mendirikan Shumuka, kantor agama karesidenan, dengan menempatkan tokoh pergerakan Islam sebagai pemimpin kantor. Penempatan tokoh pergerakan Islam tersebut merupakan strategi Jepang untuk menarik simpati umat Islam agar mendukung cita-cita persemakmuran Asia Raya di bawah pimpinan Dai Nippon.
Secara filosofis, sosio politis dan historis agama bagi bangsa Indonesia sudah berurat dan berakar dalam kehidupan bangsa. Itulah sebabnya para tokoh dan pemuka agama selalu tampil sebagai pelopor pergerakan dan perjuangan kemerdekaan baik melalui partai politik maupun sarana lainnya. Perjuangan gerakan kemerdekaan tersebut melalui jalan yang panjang sejak jaman kolonial Belanda sampai kalahnya Jepang pada Perang Dunia ke II. Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa kemerdekaan kedudukan agama menjadi lebih kokoh dengan ditetapkannya Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara dan UUD 1945. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang diakui sebagai sumber dari sila-sila lainnya mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang sangat religius dan sekaligus memberi makna rohaniah terhadap kemajuankemajuan yang akan dicapai. Berdirinya Departemen Agama pada 3 Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan kecuali berakar dari sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas juga sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan juridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29 tentang Agama ayat 1, dan 2:
  1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa;
  2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.Dengan demikian agama telah menjadi bagian dari sistem kenegaraan sebagai hasil konsensus nasional dan konvensi dalam_praktek kenegaraan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.